top of page


A Barbaric Proposal Chapter 122
Seseorang yang baru saja memenggal leher Garda Kerajaan berkata: [Tiwakan] "Ini menyenangkan."
Mengenakan pakaian Garda, perjalanan menuju kamar tidur Raja menjadi seperti permainan yang menegangkan. Mereka berjalan, berpura-pura menjadi Garda, dan segera menyingkirkan Garda asli yang merasa curiga.
[Tiwakan] "Kalau kekuatan fisikku cukup, rasanya aku bisa bermain seperti ini semalaman."
[Black] "Jangan terlalu percaya diri. Jumlah mereka masih banyak."
30false26 GMT+0000 (Coordinated Universal Time)


A Barbaric Proposal Chapter 121
Dug dug dug dug!
Di tepi pantai yang sunyi setelah matahari terbenam, terdengar suara kuda berlarian. Suara itu awalnya pelan, tetapi tak lama kemudian menjadi sangat bising hingga memekakkan telinga.
[Garda] "Di sana!"
Tempat asal suara tapak kaki kuda adalah sebuah penginapan yang besar dan megah, tak kalah dengan istana. Cahaya sudah menyala di setiap kamar penginapan mewah. Pintu masuk dan taman yang luas pun terang benderang seperti siang hari karena semua lampu menyala.
30false22 GMT+0000 (Coordinated Universal Time)


A Barbaric Proposal Chapter 120
Meskipun terlihat tenang, suasana di penginapan terasa tegang. Batas waktu untuk menyerahkan Putri Blini adalah hari ini. Raja Sharka bisa saja mengirim utusan atau balasan, Raja bahkan juga bisa mengirim pasukan. Mereka harus siap menghadapi kemungkinan apa pun.
Ketegangan juga terasa di kamar Klima. Namun, jenis ketegangan yang sedikit berbeda.
[Liene] "Buburnya panas. Kau harus mendinginkannya."
[Black] "......"
Black memegang mangkuk bubur yang mengepul. Ia yang sudah me
47false04 GMT+0000 (Coordinated Universal Time)


A Barbaric Proposal Chapter 119
Para pelayan menangis sepanjang malam tanpa tidur. Jika Blini tidak marah karena mereka berisik, mereka pasti masih menangis sampai sekarang.
Blini yang tertangkap sebelum sempat naik perahu di saluran air, diseret kembali ke istana Pangeran. Komandan Garda dengan cepat menyerah, tetapi Raja yang murka tidak dapat menahan diri. Komandan Garda dipenggal di depan mata Raja tadi malam.
Entah bagaimana Raja juga tahu, Sekretaris pun dipenggal. Suara tawa Ratu Dileras terdengar.
43false02 GMT+0000 (Coordinated Universal Time)


A Barbaric Proposal Chapter 118
[Black] "Aku percaya kau mengerti maksudku, mengingat kau punya kepala untuk memakai mahkota."
Black yang hendak melangkah keluar tanpa penyesalan, berhenti sejenak dan menambahkan.
[Black] "Semua yang kukatakan barusan hanya berlaku selama Putri Nauk masih hidup. Jika sesuatu terjadi pada istriku..."
Komandan Tiwakan menyipitkan mata biru pucatnya yang setajam bilah pedang.
[Black] "Aku akan menghancurkan seluruh kerajaan ini."
Brak!
Komandan Tiwakan membuka pintu seolah mem
38false27 GMT+0000 (Coordinated Universal Time)


A Barbaric Proposal Chapter 117
[Pembunuh] "Sialan."
Pembunuh melontarkan umpatan dan membalikkan tubuhnya.
Tap-tap-tak!
Pembunuh mulai melarikan diri dengan kecepatan tinggi.
[Prajurit] "Ada penyusup!"
Teriakan keras terdengar dari belakangnya. Pembunuh menyadari bahwa misinya berisiko gagal, ia berlari sambil mengangkat busur panahnya. Sudah jelas bahwa jika bukan sekarang, ia tidak akan punya kesempatan lagi. Mata si pembunuh bersinar dalam kegelapan, mencari sasarannya.
[Pembunuh] "Tadi dia ada... ke ma
37false24 GMT+0000 (Coordinated Universal Time)


A Barbaric Proposal Chapter 116
[Sekretaris] "Ya, Putri?"
Sekretaris mengira Blini berbicara kepadanya dan bertanya balik, tetapi pandangan Blini terlihat jauh.
[Blini] "Maksudku kau tidak bisa melakukannya?"
[Sekretaris] "Putri..."
[Blini] "Atau, kau tidak mau melakukannya?"
[Sekretaris] "......"
Sekretaris menutup mulutnya dengan ekspresi bingung.
[Blini] "Kesalahan apa yang kulakukan? Aku tidak pernah berbuat salah padamu."
[Sekretaris] "......"
Blini, yang menggumamkan hal-hal yang hanya ia sendiri
54false49 GMT+0000 (Coordinated Universal Time)


A Barbaric Proposal Chapter 115
Black tidur lebih larut dari Liene. Ia punya urusan yang harus diselesaikan saat Liene tidak ada.
[Black] "......"
[Laffit] "......"
Ada alasan di balik keheningan yang mencekam.
Laffit Kleinfelter, yang terbangun karena ditampar oleh Randall saat sedang tidur, dan Black, yang menyuruhnya dibangunkan, bukanlah dua orang yang cocok untuk berbincang.
[Laffit] "......Apa-apaan. Kalau sudah membangunkanku, katakan saja apa urusanmu."
42false02 GMT+0000 (Coordinated Universal Time)


A Barbaric Proposal Chapter 114
Black mendudukkan Liene di kursi dan mengambil handuk kering. Ia mulai mengeringkan rambut Liene yang basah dengan handuk, seperti yang ia lakukan sebelumnya.
[Liene] "Bagaimana jadinya jika Nauk punya laut?"
Liene membuka mulutnya sambil memandangi laut, di mana suara ombak terdengar di balik teras.
[Liene] "Pasti akan menjadi negara yang sangat berbeda, kan? Makanan, gaya hidup, dan cara memandang negara asing juga akan sangat berbeda, kurasa."
[Black] "Apakah kau mengingi
16 Okt


A Barbaric Proposal Chapter 113
Kerajaan Sharka memiliki banyak burung, banyak rumput, banyak pohon, dan banyak orang. Liene bisa merasakan kelembaban yang tersisa di hidungnya setiap kali bernapas. Sharka, yang berbatasan dengan laut, memiliki udara yang sangat lembab.
[Liene] "Ada aroma yang menarik di udara."
Setelah pemandangan yang berbeda muncul di depan matanya, Liene tidak bisa mengalihkan pandangan dari jendela. Dia duduk dengan tangan menempel di jendela, terpaku saat menyaksikan pemandangan yang
15 Okt


A Barbaric Proposal Chapter 112
[Liene] "Kita akan mengubah waktu tidur lagi?"
Ciuman yang dimulai di kantor raja berlanjut hingga ke kamar tidur. Saat itu masih sore, matahari belum terbenam. Terlalu dini untuk tidur.
[Black] "Ada cara lain."
Black menjawab sejenak, bibirnya menggigit lembut kulit halus di leher Liene.
[Liene] "Apa?"
[Black] "Kita akan bermesraan mulai sekarang sampai waktu kita biasa tidur. Dengan begitu, waktu tidur tak akan berubah."
Liene menarik telinga Black, seolah terperanjat mend
15 Okt


A Barbaric Proposal Chapter 111
Seandainya tidak ada perang yang menghancurkan Istana Aliham dan melenyapkan keluarga Kerajaan Abbas di kemudian hari, mungkin akan ada catatan mengenai utusan Dewa itu. Sayangnya, segala sesuatu tentang keluarga Kerajaan Abbas sudah menjadi abu, yang tersisa hanyalah kisah-kisah legendaris yang diwariskan dari mulut ke mulut.
[Fermos] "Jika teknologi untuk menarik air dari bawah ke atas sudah ada pada masa itu, maka menariknya melintasi gunung sejauh ini juga memungkinkan. "
13 Okt


A Barbaric Proposal Chapter 110
[Liene] "Begitu, ya..."
Liene tetap menggenggam erat tangan Black saat berbicara.
[Liene] "Seharusnya aku menanyakannya sejak dulu."
[Manau] "Saat itu, mulut saya tidak akan terbuka."
Manau mengatakan dia berniat mengubur masa lalu. Sama seperti Black yang tidak kembali dengan nama Fernand Gainers, tidak ada alasan bagi nama Gainers untuk dibangkitkan di Nauk. Manau berniat mengubur tragedi keluarga Kerajaan Gainers dan dosa keluarga Kleinfelter. Dia percaya itulah cara untu
13 Okt


A Barbaric Proposal Chapter 109
Wajah Liene memucat karena terkejut.
[Liene] "A-aku kebetulan baru saja akan kembali."
[Black] "..."
Black tidak bersuara, dia hanya berdiri kaku di tempat dan terus menatapnya.
[Liene] "Ayo kembali. Kau datang menjemputku, kan? Kau sudah merindukanku hanya dalam waktu sesingkat ini?"
Liene mengalihkan pembicaraan sambil menarik lengan Black. Jantungnya berdebar kencang seolah telinganya akan tuli.
Jangan-jangan dia sudah mendengar semuanya...
Tidak mungkin. Dia tidak boleh
13 Okt


A Barbaric Proposal Chapter 108
Alih-alih berusaha menyingkirkan selimut, Black menarik Liene yang terbungkus seperti kepompong ke dalam pelukannya.
[Liene] "Jangan. Biarkan aku sendiri. Kumohon."
[Black] "Sepuluh hari bukanlah waktu yang lama. Jika dihitung, waktu saat dirimu menjadi kekasih pria lain jauh lebih lama."
[Liene] "Astaga... Aku memang tidak bisa membantahnya, tapi situasiku sedikit berbeda."
Liene sebenarnya tidak merasa lega sama sekali. Dia juga pernah berusaha keras untuk menaruh kasih s
13 Okt


A Barbaric Proposal Chapter 107
Ketika kotak dibuka, isinya adalah gunting kuku mungil. Badannya terbuat dari perak berkilauan, dihiasi dengan permata rubi. Namun, gunting kuku itu jelas bukan barang baru. Meskipun telah dibersihkan sebersih apa pun, ada perbedaan antara barang yang pernah dipakai dengan yang belum.
[Ny. Henton] "Karena bukan barang baru, ini jelas bukan hadiah."
Nyonya Henton menutup kembali tutup kotak sambil bergumam pelan.
[Ny. Flambard] "Betul sekali. Mengapa beliau menyimpan benda sep
9 Okt


A Barbaric Proposal Chapter 106
Sungguh tak masuk akal, tetapi di Sharka, orang-orang mengatakan perselingkuhan biasa terjadi. Raja tidak bahagia dengan kerumitan yang ditimbulkan oleh hubungan tersebut, meskipun dia mungkin menikmatinya secara pribadi. Walaupun tabu dan memalukan, perselingkuhan tidak melanggar hukum atau aturan di Kerajaan Sharka yang memang terkenal amoral.
[Fermos] "Meskipun begitu, karena ada Ratu, hubungan mereka tak bisa diumumkan secara resmi. Putri Blini yang hanya mengandalkan hub
9 Okt


A Barbaric Proposal Chapter 105
[Liene] "Kudengar Pangeran Dieren terluka parah di kaki, apakah lukanya sudah diobati?"
Liene bertanya sambil berjalan beriringan menuju penjara bawah tanah. Black menoleh sedikit, menyembunyikan ekspresinya.
[Black] "Sudah diobati. Meskipun terlihat parah, sebenarnya tidak. Nyawanya sama sekali tidak dalam bahaya."
Mungkin dia tidak akan bisa menjalankan peran sebagai pria seutuhnya, tapi itu bukan urusanku.
[Liene] "Ah, baguslah kalau begitu. Apakah dia akan bisa berjalan n
9 Okt


A Barbaric Proposal Chapter 104
[Liene] "Nyonya." Liene menepis lalu menggenggam kembali tangan Nyonya Flambard. Gerakannya canggung karena tangannya terbalut perban.
[Liene] "Kalaupun desas-desus itu memang benar, tidak semua keturunan Gainers akan mengalami hal serupa. Lihatlah Lord Tiwakan. Ia pria yang terlihat mustahil akan mati. Tidak mungkin orang sesehat dia tiba-tiba jatuh sakit."
[Ny. Flambard] "Saya juga... saya juga ingin mempercayai ucapan Anda. Sungguh, saya sangat ingin percaya."
7 Okt


A Barbaric Proposal Chapter 103
Orang-orang yang membawa Weroz kembali ke Nauk adalah tentara bayaran yang disewa Baiyar. Menyadari tidak ada jalan keluar, mereka segera menyerah. Namun, Fermos memenggal kepala mereka tanpa ampun.
Fermos, yang kelelahan, berada dalam amarah besar. Setelah membereskan pasukan Vasheyd yang dikirim Blini, ia terus membuntuti Weroz dan Laffit. Black sama sekali tidak berniat beranjak dari sisi Liene, jadi urusan yang tersisa menjadi tanggung jawab dirinya.
6 Okt
bottom of page