top of page
All Posts


A Barbaric Proposal Chapter 118
[Black] "Aku percaya kau mengerti maksudku, mengingat kau punya kepala untuk memakai mahkota."
Black yang hendak melangkah keluar tanpa penyesalan, berhenti sejenak dan menambahkan.
[Black] "Semua yang kukatakan barusan hanya berlaku selama Putri Nauk masih hidup. Jika sesuatu terjadi pada istriku..."
Komandan Tiwakan menyipitkan mata biru pucatnya yang setajam bilah pedang.
[Black] "Aku akan menghancurkan seluruh kerajaan ini."
Brak!
Komandan Tiwakan membuka pintu seolah mem
4 hari yang lalu


A Barbaric Proposal Chapter 117
[Pembunuh] "Sialan."
Pembunuh melontarkan umpatan dan membalikkan tubuhnya.
Tap-tap-tak!
Pembunuh mulai melarikan diri dengan kecepatan tinggi.
[Prajurit] "Ada penyusup!"
Teriakan keras terdengar dari belakangnya. Pembunuh menyadari bahwa misinya berisiko gagal, ia berlari sambil mengangkat busur panahnya. Sudah jelas bahwa jika bukan sekarang, ia tidak akan punya kesempatan lagi. Mata si pembunuh bersinar dalam kegelapan, mencari sasarannya.
[Pembunuh] "Tadi dia ada... ke ma
4 hari yang lalu


A Barbaric Proposal Chapter 116
[Sekretaris] "Ya, Putri?"
Sekretaris mengira Blini berbicara kepadanya dan bertanya balik, tetapi pandangan Blini terlihat jauh.
[Blini] "Maksudku kau tidak bisa melakukannya?"
[Sekretaris] "Putri..."
[Blini] "Atau, kau tidak mau melakukannya?"
[Sekretaris] "......"
Sekretaris menutup mulutnya dengan ekspresi bingung.
[Blini] "Kesalahan apa yang kulakukan? Aku tidak pernah berbuat salah padamu."
[Sekretaris] "......"
Blini, yang menggumamkan hal-hal yang hanya ia sendiri
6 hari yang lalu


A Barbaric Proposal Chapter 115
Black tidur lebih larut dari Liene. Ia punya urusan yang harus diselesaikan saat Liene tidak ada.
[Black] "......"
[Laffit] "......"
Ada alasan di balik keheningan yang mencekam.
Laffit Kleinfelter, yang terbangun karena ditampar oleh Randall saat sedang tidur, dan Black, yang menyuruhnya dibangunkan, bukanlah dua orang yang cocok untuk berbincang.
[Laffit] "......Apa-apaan. Kalau sudah membangunkanku, katakan saja apa urusanmu."
6 hari yang lalu


A Barbaric Proposal Chapter 114
Black mendudukkan Liene di kursi dan mengambil handuk kering. Ia mulai mengeringkan rambut Liene yang basah dengan handuk, seperti yang ia lakukan sebelumnya.
[Liene] "Bagaimana jadinya jika Nauk punya laut?"
Liene membuka mulutnya sambil memandangi laut, di mana suara ombak terdengar di balik teras.
[Liene] "Pasti akan menjadi negara yang sangat berbeda, kan? Makanan, gaya hidup, dan cara memandang negara asing juga akan sangat berbeda, kurasa."
[Black] "Apakah kau mengingi
16 Okt


Bastian Chapter 113
Kereta kuda melaju kencang melintasi pusat kota Ratz. Odette menatap pemandangan, hampir tidak mampu memahami detail Boulevard Préve yang melintas di jendela. Pemandangan itu membuat matanya terasa aneh. Odette menoleh untuk melihat Countess Trier di kursi seberangnya.
"Terima kasih, Countess," kata Odette.
Sang Countess melambaikan tangan. "Bukan apa-apa, Sayang. Kau tidak perlu menunjukkan rasa terima kasih."
Dalam perjalanan kembali dari mengunjungi kerabat di Ardenne
15 Okt


Bastian Chapter 112
"Sedang menikmati sensasi penderitaan?" kata Bastian, dengan rokok masih terjepit di bibirnya.
Odette menatapnya dengan mata merah. Mereka telah bergaul seperti binatang yang kawin hampir setiap malam, tetapi ini pertama kalinya mereka benar-benar saling menatap. Setiap malam Odette harus mendengarkan hinaan dan ejekan Bastian, membuatnya merasa menyedihkan dan kecil.
"Jika kau ingin membeku sampai mati, aku sarankan kau berusaha sedikit lebih keras.
15 Okt


A Barbaric Proposal Chapter 113
Kerajaan Sharka memiliki banyak burung, banyak rumput, banyak pohon, dan banyak orang. Liene bisa merasakan kelembaban yang tersisa di hidungnya setiap kali bernapas. Sharka, yang berbatasan dengan laut, memiliki udara yang sangat lembab.
[Liene] "Ada aroma yang menarik di udara."
Setelah pemandangan yang berbeda muncul di depan matanya, Liene tidak bisa mengalihkan pandangan dari jendela. Dia duduk dengan tangan menempel di jendela, terpaku saat menyaksikan pemandangan yang
15 Okt


A Barbaric Proposal Chapter 112
[Liene] "Kita akan mengubah waktu tidur lagi?"
Ciuman yang dimulai di kantor raja berlanjut hingga ke kamar tidur. Saat itu masih sore, matahari belum terbenam. Terlalu dini untuk tidur.
[Black] "Ada cara lain."
Black menjawab sejenak, bibirnya menggigit lembut kulit halus di leher Liene.
[Liene] "Apa?"
[Black] "Kita akan bermesraan mulai sekarang sampai waktu kita biasa tidur. Dengan begitu, waktu tidur tak akan berubah."
Liene menarik telinga Black, seolah terperanjat mend
15 Okt


A Barbaric Proposal Chapter 111
Seandainya tidak ada perang yang menghancurkan Istana Aliham dan melenyapkan keluarga Kerajaan Abbas di kemudian hari, mungkin akan ada catatan mengenai utusan Dewa itu. Sayangnya, segala sesuatu tentang keluarga Kerajaan Abbas sudah menjadi abu, yang tersisa hanyalah kisah-kisah legendaris yang diwariskan dari mulut ke mulut.
[Fermos] "Jika teknologi untuk menarik air dari bawah ke atas sudah ada pada masa itu, maka menariknya melintasi gunung sejauh ini juga memungkinkan. "
13 Okt
bottom of page