top of page


A Barbaric Proposal Chapter 102
[Liene] "Kenapa?"
Liene bertanya dengan wajah penuh antisipasi.
[Black] "Hanya kau yang membuatku berpikir untuk menggendong seseorang hanya karena kakinya terluka. Jadi, nikmati saja digendong olehku."
[Liene] "Aku tidak bisa membantahmu."
[Liene] "Aku tidak ingin Pangeran Dieren meremehkan diriku. Ini perjalanan untuk bernegosiasi."
[Black] "Baik kau digendong di depan atau di punggungku, tidak ada yang berani meremehkanmu. Dan apa yang kau lakukan dengan Dieren buka
5 Okt


A Barbaric Proposal Chapter 101
Kehidupan Pangeran Fernand, yang bahkan tak berani Liene bayangkan, terus berlanjut hingga melebur dalam diri Lord Tiwakan.
[Black] "Medan perang terkadang juga menemukan jeda. Dalam jeda itulah, aku sesekali mencari tahu tentang cincin yang telah kubuang."
Meskipun hidupnya yang nomaden terasa kacau, ia tidak sepenuhnya melupakan Nauk. Meskipun ia mengubur beratnya cincin itu karena takut melihatnya, beban emosionalnya tidak pernah sirna.
3 Okt


A Barbaric Proposal Chapter 100
Liene sudah lama merenungkannya, tetapi satu hal yang ia yakini: ia tidak ingin mengubah hubungan mereka saat ini dengan alasan apa pun yang belum terjadi.
Jika kau jatuh sakit, aku akan sangat tertekan, tetapi rasa tertekan tidak akan lebih menyakitkan daripada kehilangan dirimu.
[Black] "Mengapa kau memasang ekspresi termenung saat berbicara?"
Liene tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Ia mendekat, berbisik pelan di telinga Black.
[Liene] "Tentang kunci yang Kleinfelter s
17 Sep


A Barbaric Proposal Chapter 99
[Liene] "Ah."
Saat berjalan, Liene menyadari sesuatu. Labirin tempatnya terjebak terbagi menjadi area mekanisme dan jalan setapak. Area mekanisme dipenuhi benda keras menonjol yang mengoyak kakinya.
Jalan setapak yang ia pijak terasa rata. Telapak kakinya tidak sakit. Mengikuti jalan yang rata sepertinya akan mengarah ke kastil.
[Liene] "......"
Liene berhenti sejenak di tempat jalan setapak dimulai.
[Liene] "Mekanismenya berakhir di sini."
Berharap bisa mengetahui mekanisme
16 Sep


A Barbaric Proposal Chapter 98
[Liene] "Aduh!"
Telapak kakinya yang ditusuk terasa seolah dipotong. Liene membungkuk lagi dan meraba tanah. Tanah di bawahnya ditutupi oleh sesuatu yang keras, runcing, dan menonjol keluar.
[Liene] "Sepertinya aku ada di jalur yang benar."
Jalan yang mirip dengan ingatannya saat diculik pertama kali. Ia ingat kaki telanjangnya terasa sangat sakit di area jalan ini.
[Liene] "Tapi kondisi tanah ini... ada yang janggal."
Ia sudah memikirkannya saat dulu ia melewati jalur itu. J
15 Sep


A Barbaric Proposal Chapter 97
[Liene] "..."
Liene mengeluarkan teriakan tertahan dan membuang muka. Gestur yang menunjukkan ia lebih memilih disentuh oleh serangga daripada disentuh Lafitte.
[Lafitte] "Kau menolakku? Bahkan setelah aku mengatakan apa saja pengorbananku?"
[Liene] "Ugh! Uhuk!"
[Lafitte] "Bagaimana kau bisa begitu! Bagaimana mungkin!"
Lafitte mencengkeram jubah Liene dan menarik tubuhnya yang terjatuh.
[Lafitte] "Bagaimana!"
[Weroz] "Hentikan! Apa kau berpikir bisa menyentuh Putri sembara
12 Sep


A Barbaric Proposal Chapter 96
[Black] "Kau sudah menderita."
Itulah ucapan Black saat melihat Ternan Kleinfelter, yang diseret masuk oleh tentara bayaran. Sudah sepantasnya ia menderita; Ternan melompat dari jendela dengan tubuh yang tidak sehat dan bertumpu pada tongkat. Pakaian, wajah, rambut panjang, dan janggutnya berlumuran tanah.
Semua penderitaan Ternan sia-sia, karena ia langsung ditangkap oleh pasukan Tiwakan, yang berjaga di luar jendela. Mungkin fakta dirinya tertangkap yang paling membuat Tern
9 Sep


A Barbaric Proposal Chapter 95
Sungguh di luar nalar. Pria yang baru sebulan meninggalkan Nauk kini mengucapkan kata-kata yang sama persis dengan Kleinfelter.
[Liene] "Apa... Mengapa Anda mengucapkan omong kosong seperti itu? Kutukan? Apa yang Anda bicarakan? Saya percaya Anda bukan orang yang akan termakan kata-kata tak masuk akal."
[Weroz] "Kutukan itu ada, Putri. Keluarga Gainers mencuri kekuatan dewa. Sebagai gantinya, dewa menjatuhkan kutukan kekeringan abadi pada Nauk. Selama ada Gainers, kekeringan
9 Sep


A Barbaric Proposal Chapter 94
[Dieren] "..."
Tidak mungkin Liene salah melihatnya. Liene melihat pupil mata Dieren bergetar gelisah. Begitu juga dengan pelayannya.
[Liene] "Apa yang hendak Anda lakukan padaku, Tuan Dieren?"
[Dieren] "I-Itu... Tidak... Menuduh seseorang tanpa bukti... Ini sebuah kesalahan diplomatik, Putri."
[Liene] "Saya tidak bisa mempercainya. Anda merencanakan hal seperti ini saat Tuan Tiwakan meninggalkan kastil."
[Dieren] "I-Itu... Tidak... Tidak ada bukti..."
Buktinya jelas. Waja
9 Sep


A Barbaric Proposal Chapter 93
[Pendeta] "Kardinal sudah dalam kondisi seperti ini selama beberapa hari."
Para pendeta berbicara dengan sopan.
Namun, kesan bahwa mereka terlampau sopan tidak bisa dihapus. Sejak 20 tahun yang lalu, kuil ini bersekutu dengan enam keluarga. Sebagian besar pendeta tingkat tinggi berasal dari enam keluarga, atau memiliki hubungan dekat dengan mereka. Jika bukan karena Manau merombak habis-habisan kuil ini, kesopanan yang berlebihan ini pasti memiliki alasan tersembunyi.
[Black]
8 Sep


A Barbaric Proposal Chapter 92
[Randall] "Bukan berarti kami tidak menyambut kepulangan Lord Weroz."
Randall berbicara dengan nada tegas.
[Randall] "Perselisihan dengan para penjaga... yah, saya sudah siap untuk itu. Bagi saya pribadi, lebih baik Lord Weroz ada di sini. Wakil Komandan itu, saya tidak tahu apa yang dia makan, tapi di usianya yang matang dia punya sikap kolot... Ah, anggap saja Anda tidak pernah mendengarnya. Bagaimanapun, tidak ada bukti kuat, tapi perasaan saya tidak nyaman. Bukan terhadap
6 Sep


A Barbaric Proposal Chapter 91
-Raja mencuri kekuatan dewa.
Apakah mungkin? Bagaimana bisa manusia mencuri air?
Tenggelam dalam pikirannya, Liene tanpa sadar mencengkeram rambutnya. Ia terkejut ketika jari Klima menyentuh keningnya.
[Liene] "Kenapa...?"
[Klima] "Ugh, a-ah... Tidak! Maksud saya, tangan saya...!"
Klima tampak lebih terkejut daripada Liene. Ia buru-buru mundur dan mengibas-ngibaskan tangannya.
[Klima] "Tangan saya hanya... Saya tidak bermaksud... hanya... hanya... karena ada kerutan..."
[Li
6 Sep


A Barbaric Proposal Chapter 90
[Fermos] "Gila, benar-benar gila. Dia bajingan kejam. Menipu seorang anak kecil. Bukan, itu bahkan lebih dari sekadar penipuan, lebih tepatnya adalah pengkhianatan."
Fermos yang jarang marah, meninggikan suaranya. Ia menatap Liene.
[Liene] "Aku tidak bisa membantahnya."
Kejahatan keluarga Kleinfelter tidak ada habisnya. Dengan kekuasaan yang mereka bangun, mereka menghisap kerajaan yang sekarat ini seperti lintah.
Ayah Liene menjadi raja dengan bantuan kekuatan itu. Black ber
6 Sep


A Barbaric Proposal Chapter 89
[Liene] "Astaga, bagaimana hal seperti itu bisa terjadi..."
Untuk pertama kalinya, Nyonya Flambard mendengar cerita Nyonya Henton secara utuh. Wajah Nyonya Flambard bahkan lebih pucat daripada Nyonya Henton. Tangannya gemetar saat mengusap punggung tangan Nyonya Henton.
[Fermos] "Jadi, dia orangnya."
Orang yang selama ini mengendalikan keluarga Kleinfelter, setelah Lyndon Kleinfelter dan Laffit Kleinfelter diasingkan, adalah kepala keluarga yang bangkit dari kematia
5 Sep


A Barbaric Proposal Chapter 88
[Liene] "Di tempat berbahaya seperti itu? Tidak masuk akal. Pasti banyak orang di sana yang menyimpan perasaan tidak baik terhadap Nyonya."
[Black] "Itu hanya dugaan. Menurutku, tidak ada tempat lain baginya untuk pergi. Tapi jika ia benar-benar ada di kediaman Kleinfelter, kau tidak perlu khawatir. Ada Fermos di sana."
[Liene] "Nyonya Henton pernah bekerja di sana untuk waktu yang lama... mungkin ia meninggalkan sesuatu."
[Black] "Mungkin saja."
[Liene]
5 Sep


A Barbaric Proposal Chapter 87
"Tentang keluarga Kleinfelter, Tuan. Karena upacara pernikahan sudah selesai, bagaimana jika kita mengosongkan rumah itu? Kami sudah menyita aset yang terlihat, tapi sepertinya mereka menyembunyikan satu atau dua brankas rahasia di suatu tempat."
Bukan tanpa alasan Fermos mendatangi mereka pada jam selarut ini dan melontarkan hal yang tidak perlu. Ada alasan penting di baliknya.
[Black] "Jika kau berkata begitu, berarti kita perlu untuk menggeledah rumah itu."
[Fermos] "Benar
5 Sep


A Barbaric Proposal Chapter 86
[Liene] "Wah..."
Ada sesuatu yang terjadi saat ia sedang tidur.
[Liene] "Kapan sudah menyelesaikan semua ini?"
Kamar mandi telah dipercantik. Di kamar mandi yang tadinya hanya berisi tong air dan tempat pembuangan, kini muncul bak mandi marmer yang berkilau, seperti yang pernah ia miliki sebelumnya. Sebuah cermin besar dan alas lebar untuk meletakkan baskom air juga telah ditambahkan.
Sebuah tungku besar dipasang untuk memanaskan air secara langsung. Kelihatannya, air akan me
5 Sep


A Barbaric Proposal Chapter 85
[Liene] "Tapi aku belum... mandi..."
Suaranya terputus-putus karena ia terus menelan ludah. Black, dari belakang Liene, melepaskan satu per satu simpul yang terbuat dari mutiara pada gaunnya.
[Black] "Tidak apa-apa. Toh kita akan mandi lagi nanti."
[Liene] "Tetap saja... kita sudah seharian berada di luar."
[Black] "Gaunmu tebal, jadi kulitmu tidak akan kotor."
Setelah melepaskan dua simpul, Black sedikit menyentuhkan hidungnya ke tengkuk Liene yang kini terlihat.
[Black] "
1 Sep


A Barbaric Proposal Chapter 84
Satu hal yang pasti, Putri Sharka tidak senang melihat Komandan Tiwakan menikah.
Laffit bangkit berdiri.
[Laffit] "Kapan? Sekarang?"
Melihatnya, pamannya menggelengkan kepala seolah tidak percaya.
[Paman] "Tunggu, tenanglah. Walaupun dia bilang lebih cepat lebih baik, kau tidak bisa menemui Putri Sharka dengan penampilan seperti ini. Benar, kan?"
[Laffit] "...Sialan."
Laffit mengeraskan ekspresinya, mendekati pamannya, dan mencengkeram lengannya.
[Laffit] "Ayo pergi."
[Pama
1 Sep


A Barbaric Proposal Chapter 83
[Dieren] "Sialan, dasar manusia laknat."
Bruk! Dieren menggebrak meja dengan gelasnya. Pelayannya terkejut dan melihat sekeliling.
[Pelayan] "Yang Mulia... Mungkin ada yang mendengar."
[Dieren] "Biarkan saja. Tidak mungkin dia berpikir aku tidak akan mengumpat setelah melakukan hal seperti itu. Manusia seperti dia pasti sudah tahu dan sengaja melakukannya."
[Pelayan] "Kalau begitu... haruskah saya laporkan kepada Grand Duke?"
Karena Dieren terus saja mengumpat, pe
31 Agu
bottom of page