top of page
All Posts


Bastian
Seorang cucu pedagang barang antik menikahi putri bangsawan miskin. Pernikahan mereka hanyalah kontrak dingin berdurasi dua tahun. Bastian Klauswitz, seorang perwira angkatan laut cemerlang dengan kekayaan melimpah ruah. Namun, di balik kesuksesannya, ia kerap diremehkan karena bukan keturunan bangsawan. Bastian membutuhkan batu loncatan untuk meraih kekuasaan dan menuntaskan dendam yang membara di hatinya.
19 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 20
[Black] “Tidak.”
Jawaban Black begitu cepat, Fermos sempat bingung sejenak.
[Fermos] “Lalu mengapa….?”
[Black] “Dia masih ada di hati Sang Putri.”
Mempertimbangkan segala yang terjadi hari itu, begitulah Black melihat situasinya.
Meskipun Liene tidak memanggilnya sendiri, mantan kekasih Liene tetap datang menemuinya. Dan Liene jelas panik berusaha menyembunyikan kehadiran pria itu dari Black.
Ia bahkan melakukan upaya yang sangat tidak biasa dengan mencoba merayu Black
19 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 19
Apa dia tahu?
Apa Black sudah mengetahui semuanya dan sengaja bertanya demikian? Apa ia mencoba memancing Liene untuk mengakui segalanya sebelum ia sendiri menuju jendela dan membukanya?
Dengan pikiran berpacu di benaknya, Liene berjuang keras untuk tidak mengalihkan pandangan ke arah jendela, tempat Laffit bersembunyi. [Liene] “Ya, hanya itu.”
[Black] “Senang mendengarnya.”
Meskipun seolah tahu segalanya, Black menjawab singkat.
[Black] “Kalau begitu, mulailah mengukur
19 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 18
Andai saja Liene butuh alasan, ia punya satu yang bisa digunakan. Sangat mudah untuk mengatakan kalau dirinya merasa tak enak badan karena kehamilan, sehingga tak dapat menghabiskan malam bersama pria itu. Namun, alasannya takkan bertahan lama.
Setelah mengucapkannya, Liene harus segera melahirkan anak begitu mereka menikah. Black akan menjadi ayah biologis sang bayi, tentu saja, tetapi setidaknya anak tersebut akan mewarisi nama keluarga Arsak, sesuai perjanjian mereka,
19 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 17
Menyadari kebenaran bukanlah hal yang sulit. Tanda yang paling jelas adalah ketika bahunya terus terasa sakit. Setiap kali Liene bergerak, kepalanya secara alami akan mengikuti, meskipun tubuhnya tetap diam. Masalahnya, saat ia bergerak seperti itu, luka di bahunya terasa tertarik, namun ia tetap melakukannya tanpa berpikir panjang. Tindakannya tidak masuk akal, namun ia tak bisa menyangkal kebenaran yang kentara, betapapun membingungkan.
19 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 16
Pertanyaannya sungguh licik, gerakan untuk mengorek perasaannya. Liene telah menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali pada dirinya sendiri, dan setiap kali ia meyakinkan diri bahwa ia tidak menginginkan Black.
"Sekalipun kau bisa bergerak... apa yang kau rencanakan?" Tanya Liene, suaranya sedikit tercekat.
"Ada banyak hal yang bisa kulakukan," jawab Black dengan nada sugestif, tangannya masih menahan Liene agar tetap dekat.
19 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 15
"Hmm... Lebih baik dari yang kuduga."
Begitulah komentar Nyonya Flambard, wanita terhormat yang setia pada Kerajaan Nauk, saat ia membuka peti kayu tua yang tertutup debu usang.
"Ya, aku juga berpikir begitu," jawab Liene, matanya tertuju pada peti.
Liene membawa Nyonya Flambard ke salah satu gudang penyimpanan kerajaan. Di antara barang-barang lama, ada sebuah peti berisi pakaian milik mendiang ayahnya, Raja sebelumnya. Liene telah menjual sebagian besar perhiasan dan
19 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 14
Hatinya berdebar, merasakan gugup yang mendera.
Dalam dekapan Black, Liene duduk di atas kuda yang membawanya pergi. Kehangatan tubuh Black yang kokoh dan sensasi asing yang menjalari punggungnya membuat Liene merasakan ketidaknyamanan yang aneh, lebih tepatnya, kegugupan yang mendebarkan.
Prajurit yang mengikuti Black hanya segelintir, jauh lebih sedikit dibanding mereka yang tinggal di puri Kleinfelter. Hanya tiga prajurit bayaran yang mengiringi di belakang, membuat Lie
19 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 13
Liene tidak bisa memercayainya.
[Liene] “Laffit!”
Mantan kekasihnya… mengucapkan kebohongan yang sama dengan pamannya, menatap mata Liene yang gemetar karena terkejut.
[Laffit] “Aku akan menjalani hidup ini. Selamanya akan bersyukur kepada Tuhan karena telah mendapatkan Tuan Putri yang cantik sebagai istri. Semoga Tuan Putri juga merasa bahagia dan menerimaku sebagai suami.”
[Liene] “Hubungan kita sudah berakhir! Tidak akan pernah bisa kembali! Kau tidak akan mengubah ap
19 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 12
“Ada banyak desas-desus mengenai Tiwakan. Bukankah ada desas-desus bahwa pemimpin mereka… adalah seorang penyuka sesama jenis?” Liene berkata, berusaha setenang mungkin.
Penyuka sesama jenis… desas-desus yang tidak masuk akal. Liene ingat bagaimana Black menciumnya. Tidak ada yang akan mencium seseorang yang tidak diinginkan, bukan? Ketika Liene teringat ciuman yang ia berikan pada kekasihnya karena terpaksa, jawabannya menjadi semakin jelas. Itu hanya desas-desus. Pasti han
19 Mei
bottom of page