top of page


A Barbaric Proposal Chapter 83
[Dieren] "Sialan, dasar manusia laknat."
Bruk! Dieren menggebrak meja dengan gelasnya. Pelayannya terkejut dan melihat sekeliling.
[Pelayan] "Yang Mulia... Mungkin ada yang mendengar."
[Dieren] "Biarkan saja. Tidak mungkin dia berpikir aku tidak akan mengumpat setelah melakukan hal seperti itu. Manusia seperti dia pasti sudah tahu dan sengaja melakukannya."
[Pelayan] "Kalau begitu... haruskah saya laporkan kepada Grand Duke?"
Karena Dieren terus saja mengumpat, pe
31 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 82
[Liene] "Ajaib sekali, gaunnya pas sekali di badanku."
Waktu makan malam tiba. Kedua orang yang sibuk dengan urusan masing-masing, kini bertemu di ruang makan.
Liene mengenakan gaun berwarna lilac seperti yang ia pakai beberapa waktu lalu. Kedua pelayan wanita, yang menganggap waktu ini sebagai momen terakhir sebelum Liene menjadi seorang istri, dengan apik membantunya berpakaian.
[Liene] "Saat aku mencoba gaun pengantin, Nyonya Flambard dan Nyonya Henton membawa jarum jahi
30 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 81
[Liene] "Ada apa?"
Liene merasakan tatapan mengintimidasi Black dan sedikit mengeratkan genggaman tangannya.
[Black] "Apa dia melakukan sesuatu kepadamu?"
Black mencondongkan kepalanya mendekat, seolah memeriksa Liene dari ujung rambut sampai ujung kaki.
[Liene] "Tidak ada apa-apa. Tapi kenapa..."
[Dieren] "Astaga. Bukankah seharusnya aku yang menanyakan kabar, bukan tunanganmu yang manis itu?"
Itu ucapan Pangeran Dieren, yang baru saja turun dari kereta dan berja
30 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 80
Liene menunjuk ke arah lemari kayu mahoni yang besar dan kokoh. Lemari itu dulunya digunakan untuk menyimpan perhiasan. Setiap laci memiliki pegangan dan lubang kunci yang berbeda.
Setelah perhiasannya dijual, lemarinya menjadi kosong dan tidak perlu lagi dikunci, sampai-sampai kunci-kunci itu hanya disimpan di laci meja kerja kantornya. Namun, laci yang seharusnya kosong itu, tenyata tidak kosong.
Perhiasan yang pernah disimpan di sana kembali ke tempatnya seolah tidak pe
30 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 79
Black mendorong Liene yang hendak bangun dan membaringkannya lagi. Mata Liene yang tadinya sayu langsung melotot.
[Liene] "Tadi kau berkata tidak bisa melakukannya."
Liene berpikir bahwa Black menghentikan aksinya karena melepas stoking wanita ternyata lebih sulit dari yang ia duga. Kain stoking itu tipis dan lembut, sehingga mudah robek jika salah.
[Black] "Apa kau pikir aku tidak bisa melepas pakaian yang menempel di tubuhmu?"
[Liene] "Lalu... apa?"
Black tersenyum penuh a
29 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 78
[Liene] "Apa kita bisa menyelesaikannya?"
Liene bertanya sambil memaksakan kelopak matanya yang lelah untuk tetap terbuka.
[Nyonya Flambard] "Saya tidak tahu..."
Nyonya Flambard, biasanya akan menyuruh Liene untuk melanjutkan sulaman tanpa kompromi, menunjukkan sisi lemahnya.
[Liene] "Ya?"
Reaksi Nyonya Flambard membuat Liene benar-benar sadar.
[Nyonya Flambard] "Saya lupa bahwa Putri sedang terluka. Saya sangat menyesal karena terburu-buru dan membuat Anda kesulitan. Kena
27 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 77
Black mendorong gulungan perkamen yang diukir dengan jarum—sehingga tulisannya tak bisa dihapus—ke depan Serquez. Serquez, yang mundur karena takut akan dipukul, terperangah melihat gulungan perkamen itu mendarat tepat di depannya.
[Burrhey] "Apa itu?"
[Black] "Apa itu?"
Black mengerutkan satu alisnya.
[Black] "Lidahmu pendek ya? Bicaralah dengan benar pada suami Putri."
Mendengarnya, Randall dengan gembira bangkit.
[Randall] "Biar saya yang memotongnya, Tuanku!
26 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 76
[Nyonya Flambard] "Gawat, Putri!"
Hari ini juga akan menjadi hari yang sangat sibuk. Liene bangun, mandi, berganti pakaian, sarapan bersama Black, dan mengantarnya pergi. Ia merasa sedih, bukan karena pekerjaan yang berat, tetapi karena ia harus mengurangi waktu bersamanya.
[Liene] "Ada apa, Nyonya?"
Setelah kembali ke dalam istana, Liene fokus pada pekerjaannya. Setelah Arland bergabung, penyusunan puluhan dokumen pengangkatan Black berjalan dengan baik. Di tengah suara pena
26 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 75
Klak, pintu terbuka. Di balik pintu, terlihat wajah Black yang kaku dan masam.
[Liene] "Lord Tiwakan!"
Melihat Black, Liene langsung memeluknya. Black memeluk Liene yang tiba-tiba berhamburan ke pelukannya.
[Liene] "Kenapa kau sangat terlambat?"
[Black] "Ada masalah yang menyebalkan. Ngomong-ngomong, kenapa kau ada di sini?"
Black tertawa pelan di telinga Liene yang menempel di bahunya. Sama seperti saat itu. Meskipun biasanya Black terlihat lebih tenang dari siapa pun, ia m
26 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 74
Kabar bahwa dua anggota keluarga Kleinfelter telah kehilangan nama dan diusir dari Nauk menyebar dari mulut ke mulut sepanjang malam. Rumah keluarga Kleinfelter, yang menempati lahan terbesar di Nauk, menutup pintunya rapat-rapat tanpa ada respons apa pun. Tidak ada lampu yang menyala, membuat rumah itu tampak kosong. Orang-orang bahkan berbisik-bisik, bertanya-tanya apakah seluruh keluarga telah dilenyapkan. Namun, tidak ada kabar bahwa para pekerja telah dipecat.
25 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 73
[Bangsawan] "Terlepas dari buktinya, kita tidak bisa menghukum gantung Pemimpin Dewan Agung."
Bangsawan yang menolak itu melirik para tetua lainnya, seolah meminta dukungan. Rosadel dan Elleroyden tidak membalas tatapannya, melainkan melirik Black dengan ragu. Sementara itu, Burrhey sibuk menahan rasa sakit pada pergelangan tangannya yang bengkak.
[Arland] "Untuk berjaga-jaga jika Pertemuan Dewan Agung tidak mencapai keputusan bulat, Putri Liene telah mengajukan pengampunan.
25 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 72
Kedua anggota keluarga Kleinfelter diikat tangannya dengan tali. Perlakuan yang sama seperti narapidana biasa. Ujung tali yang mengikat tangan mereka terhubung satu sama lain, dan ujung lainnya dipegang oleh seorang Tiwakan.
Lyndon Kleinfelter berteriak-teriak marah karena perlakuan ini tidak pantas diterimanya, tapi ia diam setelah tulang keringnya ditendang beberapa kali.
Liene menyaksikan seluruh kejadian itu. Ia tidak sengaja menonton, tetapi tidak bisa tidak melihatnya
24 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 71
Awalnya, Black mengira terjadi sesuatu yang buruk.
Begitu ia melompat turun dari kudanya, Liene langsung memeluknya seolah sudah menunggu.
[Black] "Putri?"
Black bersumpah, inilah pertama kalinya Liene secara aktif menunjukkan perasaannya.
[Black] "Apa yang terjadi?"
Black hendak melepaskan Liene sedikit untuk melihat ekspresinya. Namun, Liene malah menguatkan pelukannya dengan keras kepala.
[Black] "Ada apa sampai begini?"
Black pun menyerah untuk melihat wajah Liene
23 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 70
Bohong jika Liene berkata tak mengkhawatirkan perasaan Nyonya Henton.
[Liene] "Aku khawatir. Tapi, aku tidak punya hak untuk mengkwatirkan apakah Nyonya akan benar-benar menusuk dari belakang, bukan?"
[Nyonya Henton] "Ucapan macam apa itu..."
[Liene] "Aku tahu apa yang telah diperbuat mendiang Raja—ah, tidak, aku tak seharusnya menggunakan gelar itu. Aku tahu dosa leluhurku. Dan aku tahu apa yang kulakukan sebagai pewaris darahnya.
22 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 69
Berkat bantuan Nyonya Flambard, Liene bisa kembali ke penampilan biasanya. Matanya masih sedikit bengkak, tetapi tidak akan disadari siapa pun kecuali mereka melihatnya dengan teliti.
[Liene] "Apa aku sudah terlihat baik-baik saja sekarang?"
[Nyonya Flambard] "Sudah berkali-kali saya bilang, Anda terlihat sangat menawan, Putri."
[Liene] "Baiklah."
Liene berbisik pelan, hampir tidak bisa mengalihkan pandangannya dari cermin. Ini mungkin pertama kalinya ia menghabiskan wakt
21 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 68
Kesedihan yang tadinya mulai reda, kini kembali membanjiri hati Liene. Melihat Liene berbicara di antara isak tangis, mata Black menunjukkan ketidakpastian.
[Black] "Aku merasa sedikit putus asa."
[Liene] "Putus asa...? "
Putus asa? Untuk apa? Apa yang Black bicarakan? Terutama karena dialah yang bersikap begitu dingin hingga membuat Liene menangis.
Black membawa Liene yang terisak kembali ke tempat tidur. Ia mendudukkan Liene di atas bantal terbesar
19 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 67
[Liene] "....!"
Liene terkesiap begitu keras hingga nyaris menyakiti dirinya sendiri.
[Liene] "Kau... tidak tidur?"
[Black] "Tadinya begitu."
Dalam kegelapan pekat, mata pucat Black terlihat semakin jelas saat menatap Liene. Tatapan pria itu tak tergoyahkan dan tak berkedip, persis seperti tatapan hewan buas yang mengincar mangsanya.
[Black] "Ternyata kau juga belum tidur, Putri."
[Liene] "Aku... tidak bisa tidur."
[Black] "Aku mengerti."
19 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 66
Black baru menyadarinya, ini pertama kalinya Nyonya Flambard berbicara dengannya berdua saja. Pengalaman ini jauh berbeda dari dugaannya dulu, saat Nyonya Flambard hanya memandangnya sebagai tentara bayaran barbar yang menakutkan tanpa alasan jelas.
Cara Black memberi perintah kepada anak buahnya sangat jelas dan ringkas. Ia memang tidak terdengar sopan, tapi ia tidak membentak atau berbicara dengan kasar. Anehnya, aura yang ia pancarkan justru mirip dengan aura bangsawan ti
19 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 65
Nyonya Flambard adalah orang yang paling repot jika pakaian Liene rusak. Tapi setiap kali Liene mencoba membantu, ia selalu menolak, berkata ia tidak akan pernah berhenti melakukan tugas untuk sang Putri selama matanya masih bisa melihat, termasuk mencuci pakaiannya.
[Liene] "Ini hanya jus buah, jadi sedikit bilasan sudah cukup."
Tapi Nyonya Flambard menggelengkan kepalanya dengan cepat, matanya penuh emosi.
[Nyonya Flambard] "Saya tidak tahu. Jika jus buah, justru lebih s
19 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 64
Raja terakhir keluarga kerajaan Gainers begitu gembira saat seorang putri lahir di keluarga Arsak. Pada hari kelahirannya, Sang Raja bergegas ke kediaman Arsak dan mengumumkan upacara pertunangan harus segera diadakan. Saking bersemangatnya, ia sampai membuat orang tua bayi kelelahan saat mereka mempersembahkan putri mereka yang baru lahir.
Meski putri keluarga Arsak dalam kondisi sehat, pertunangan terus tertunda tanpa kejelasan karena putra Gainers sering sakit-sakitan. Na
18 Agu
bottom of page