top of page
All Posts


Bastian Chapter 38
~ Kursi Sang Suami ~ Hanya dengan sekali pandang, Franz langsung yakin. Sosok anggun yang bergerak di ruang pameran, bermandikan cahaya matahari musim panas, tak lain adalah Odette. Gerakannya mengalir dan luwes, seperti seorang perenang meluncur di air. Pemilik galeri mengikutinya dari belakang, tersenyum bangga seperti seorang sahabat setia. Ketika Odette mengambil inisiatif untuk mendekati lukisan pemandangan yang tergantung di tengah ruangan, Franz menahan diri. Lukisan i
10 Agu


Bastian Chapter 37
~ Orang yang Bersyukur ~ "Bagaimana rasanya jadi pengantin baru? Semuanya baik-baik saja?" Tira bertanya dengan rasa ingin tahu, di sela-sela ceritanya tentang kehidupan asrama dan teman-teman barunya. "Aku baik-baik saja," jawab Odette tenang setelah meletakkan gagang telepon. "Hanya itu?" Tira bertanya, sambil menaikkan sebelah alisnya. Setelah berpikir sejenak, Odette tersenyum. "Aku merasa sangat nyaman dan menikmati segalanya." "Di mana pengantin baru yang dulu mengeluh
10 Agu


Bastian Chapter 36
~ Urusan Odette ~ Pagi yang tenang tiba-tiba terusik oleh suara ketukan lembut namun jelas. Odette, yang sedang melamun menatap cermin sambil menyisir rambutnya, segera tersadar. Ia menoleh, penasaran siapa yang datang sepagi ini. Tepat ketika ia mencoba memfokuskan pikirannya, ketukan lain terdengar. Kali ini, suaranya datang dari arah tak terduga, yaitu pintu penghubung ke kamar tidur suaminya. Odette langsung bangkit dari kursi, menyadari bahwa itu pasti Bastian. Seolah se
10 Agu


Bastian Chapter 35
~ Sumbu Biru dalam Api ~ "Ayahku..." ia memulai. Dalam momen kejujuran yang mengejutkan, suara jernih Odette memecah ketegangan di ruangan. "Ayahku kecanduan judi yang tak terpuaskan. Ia rela mempertaruhkan apa pun—bahkan darah dagingnya sendiri—untuk memenuhi kebiasaannya. Jadi, ia menjadikan diriku sebagai taruhan, dan para peserta yang bersemangat dengan antusias bergabung dalam permainan." Bobot pengakuannya menggantung berat di udara, dan sejenak, keheningan berkuasa. De
10 Agu


Bastian Chapter 34
~ Biar Aku Saja yang Berpikir ~ Mata Bastian melirik gaun Odette, mengevaluasinya dengan tatapan kritis, sebelum ia mengajukan pertanyaan dengan nada tenang, "Apakah itu pilihan terbaik yang bisa kau kenakan?" Odette menoleh ke suaminya dan mengernyitkan dahi karena bingung. Butuh waktu sejenak baginya untuk memahami pesan yang dimaksud Bastian, dan ia mengaitkan kelalaian sesaatnya dengan tatapan Bastian yang tanpa perasaan dan sikapnya yang acuh tak acuh. Terlepas dari tamp
9 Agu


Bastian Chapter 33
~ Keuntungan Lebih ~ Angin masuk ke dalam ruangan, menggerakkan gorden hingga menari dengan lembut. Odette tersentak dari tidurnya, matanya terbuka dan melihat kain renda itu bergetar karena hembusan angin. Ia berbaring sejenak, mendengarkan irama ombak di luar, menelusuri pola rumit yang ditenun gorden di udara. Perlahan, kantuknya menghilang, digantikan oleh rasa damai. Ruangan itu adalah tempat perlindungannya, sebuah kamar yang menghadap ke hamparan laut yang berkilauan.
9 Agu


Bastian Chapter 32
~ Alasan Perceraian Kita ~ Odette tidak bisa menghindari desas-desus tentang dirinya. Setelah resepsi berakhir dan pesta perayaan dimulai, rumor-rumor itu mulai terkuak, dan isinya sulit dipercaya. Odette mencondongkan tubuhnya ke depan, rasa ingin tahunya terusik. "Jadi… Anda bilang rumah mereka yang saling berhadapan dengan penampilan sama persis?" Countess Trier terdiam sejenak, seolah menimbang apakah akan menceritakan hal yang begitu skandal. Akhirnya, ia mengangguk, ada
9 Agu


Bastian Chapter 31
~ Pengantin Musim Panas ~ Upacara pernikahan diadakan pada hari terpanas sepanjang tahun. Odette dengan hati-hati melihat ke luar jendela yang menyuguhkan pemandangan laut luas. Lokasi upacara di kediaman terbaru Bastian Klauswitz, dapat dicapai di sepanjang jalur yang mengikuti selat. Odette duduk di dekat jendela kereta dan menatap laut. Laut Ardene, yang bersinar dengan sinar matahari musim panas, berkilauan dengan undulasi perak-putih yang luar biasa. Saat keheningan yang
9 Agu


Bastian Chapter 30
~ Paling Luar Biasa dan Cantik ~ "Harus kuakui, persiapan pernikahan secepat ini belum pernah kualami seumur hidup." Countess Trier mengungkapkan kegembiraannya dengan tawa dan gelengan kepala. Harinya dimulai dengan kunjungan ke tukang perhiasan untuk mencari hadiah yang sempurna, lalu berlanjut memeriksa gaun pengantin yang sudah jadi. Berikutnya, ia bertemu Nyonya Gross, kepala perencana pesta pengantin pria, untuk menyelesaikan beberapa detail pernikahan yang dijadwalkan
8 Agu


Bastian Chapter 29
~ Noda di Sisinya ~ Bastian mengakhiri perkenalannya dengan menyodorkan sebuah folder berisi dokumen. "Ini adalah inti dari percakapan kita. Tolong baca dengan saksama dan beri komentar," ujarnya. Dalam halaman-halaman itu, tergeletak sebuah perjanjian ringkas yang merangkum semua poin penting yang baru saja ia diskusikan. Bastian telah menyampaikan dengan gamblang betapa rumitnya mengamankan posisi sang putri, sesuatu yang ia pahami betul. Mandat dari Kaisar sudah jelas: har
8 Agu
bottom of page