top of page
All Posts


A Barbaric Proposal Chapter 72
Kedua anggota keluarga Kleinfelter diikat tangannya dengan tali. Perlakuan yang sama seperti narapidana biasa. Ujung tali yang mengikat tangan mereka terhubung satu sama lain, dan ujung lainnya dipegang oleh seorang Tiwakan.
Lyndon Kleinfelter berteriak-teriak marah karena perlakuan ini tidak pantas diterimanya, tapi ia diam setelah tulang keringnya ditendang beberapa kali.
Liene menyaksikan seluruh kejadian itu. Ia tidak sengaja menonton, tetapi tidak bisa tidak melihatnya
24 Agu


Bastian Chapter 82
"Aku bingung harus berbuat apa selanjutnya, karena melanjutkan jalan ini hanya akan menyebabkan lebih banyak rintangan dalam bisnis kita. Sisi baiknya, percakapan kita semakin nyaman."
Theodora Klauswitz terlihat mengambil buku musik dari rak buku tua. Ia dengan santai membolak-balik halamannya tanpa benar-benar membacanya.
Odette duduk di hadapannya, memeriksa buku musik itu sekali lagi, tangannya gemetar. Satu-satunya orang di toko itu adalah mereka berdua dan pemilik tok
23 Agu


Bastian Chapter 81
"Lihat, apa yang kukatakan? Aku tahu anak itu tidak mungkin menjadi musuh kita," tawa Jeff Klauswitz bergema di seluruh kamar tidur.
Theodora meletakkan koran ke samping dan menatap suaminya dengan senyum penuh cinta. Sinar matahari yang masuk melalui tirai yang terbuka menyoroti sosoknya yang sedang beristirahat di ranjang. Meskipun ada sedikit uban di rambutnya, ia tetap pria yang menarik. Theodora kini mengerti mengapa wanita lain tertarik padanya, meskipun usianya seband
23 Agu


Bastian Chapter 80
Di dalam ruang kerja, terdengar ketukan di pintu. Bastian sejenak menghentikan panggilan teleponnya, memutar kepala sambil memegang gagang telepon. Jam di meja menunjukkan pukul 11 siang, waktu yang biasa untuk minum teh pagi di akhir pekan.
"Masuk," jawabnya, lalu segera mengangkat gagang telepon lagi. "Maaf. Silakan lanjutkan."
Setelah meminta dengan sopan agar percakapan dilanjutkan, ia bersandar di tepi meja, memberinya pemandangan luas jendela, laut, dan wilayah ayahny
23 Agu


Bastian Chapter 79
Mata Maria Gross melebar penuh kagum, seolah dalam sekejap, langit dan bumi telah membuka rahasia di hadapannya. Ia melirik Bastian muda di depannya, lalu menoleh ke arah dr. Kramer yang duduk di sampingnya, mendapati keterkejutan yang sama di wajah sang dokter.
Karena pekerjaannya, Bastian datang terlambat ke rumah. Ia disambut oleh ruangan yang sudah penuh dengan tamu. Di tangannya, ia memegang buket yang sangat indah. Namun, pesona buket itu segera memudar saat Maria terp
23 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 71
Awalnya, Black mengira terjadi sesuatu yang buruk.
Begitu ia melompat turun dari kudanya, Liene langsung memeluknya seolah sudah menunggu.
[Black] "Putri?"
Black bersumpah, inilah pertama kalinya Liene secara aktif menunjukkan perasaannya.
[Black] "Apa yang terjadi?"
Black hendak melepaskan Liene sedikit untuk melihat ekspresinya. Namun, Liene malah menguatkan pelukannya dengan keras kepala.
[Black] "Ada apa sampai begini?"
Black pun menyerah untuk melihat wajah Liene
23 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 70
Bohong jika Liene berkata tak mengkhawatirkan perasaan Nyonya Henton.
[Liene] "Aku khawatir. Tapi, aku tidak punya hak untuk mengkwatirkan apakah Nyonya akan benar-benar menusuk dari belakang, bukan?"
[Nyonya Henton] "Ucapan macam apa itu..."
[Liene] "Aku tahu apa yang telah diperbuat mendiang Raja—ah, tidak, aku tak seharusnya menggunakan gelar itu. Aku tahu dosa leluhurku. Dan aku tahu apa yang kulakukan sebagai pewaris darahnya.
22 Agu


Bastian Chapter 78
"Aku tidak pernah mengiriminya surat! Kau sudah tahu, kan?!" seru Duke Dyssen, suaranya semakin meninggi saat ia menyuarakan ketidaksetujuannya.
Odette menundukkan pandangan dan menatap mata ayahnya. Ia tampak rapuh, seperti anak kecil bermasalah yang butuh kenyamanan. Odette berharap semuanya bohong, tetapi jauh di lubuk hatinya, ia sudah tahu kebenarannya. Ayahnya tidak mengatakan apa-apa selain kejujuran.
Theodora Klauswitz memang telah mencuri surat-surat ayahnya
22 Agu


Bastian Chapter 77
Odette menarik tali kendali, mengarahkan kudanya menjauh dari jalan utama menuju jalan samping. Kuda itu, dengan cerdasnya langsung mengerti perintah dan berbelok sesuai arahan. Irama langkah kaki kuda bergema di sepanjang jalan setapak di dalam hutan, yang dihiasi dengan warna-warni daun musim gugur yang kaya dan hidup. Saat Odette mendekati tepi Hutan Hitam, yang berada di antara dua rumah megah, perjalanan mereka pun berhenti sejenak.
"Jalannya ada di sini."
22 Agu


A Barbaric Proposal Chapter 69
Berkat bantuan Nyonya Flambard, Liene bisa kembali ke penampilan biasanya. Matanya masih sedikit bengkak, tetapi tidak akan disadari siapa pun kecuali mereka melihatnya dengan teliti.
[Liene] "Apa aku sudah terlihat baik-baik saja sekarang?"
[Nyonya Flambard] "Sudah berkali-kali saya bilang, Anda terlihat sangat menawan, Putri."
[Liene] "Baiklah."
Liene berbisik pelan, hampir tidak bisa mengalihkan pandangannya dari cermin. Ini mungkin pertama kalinya ia menghabiskan wakt
21 Agu
bottom of page