top of page


Bastian Chapter 118
"Aku mengkhawatirkanmu, kau terlihat tidak sehat," kata Maximin, tidak bisa lagi menahan kekhawatirannya.
Alma dan anjingnya bermain-main di taman. Odette akhirnya menoleh untuk menatap Maximin. Wajahnya disinari matahari yang menembus pergola; ia terlihat bersinar.
"Aku baik-baik saja, Tuan Xanders. Tidak perlu khawatir."
"Yah, sebenarnya, Countess Trier yang paling mengkhawatirkanmu. Ia memintaku untuk menjengukmu karena saat ini ia sedang sibuk dengan kerabat di kota lain.
2 hari yang lalu


Bastian Chapter 117
Sandrine melihat ke luar jendela studio Franz Klauswitz dengan penuh minat. Terletak di daerah perumahan dekat Boulevard Préve, jalan itu dipenuhi dengan rumah-rumah kota yang bersih dan berornamen. Fakta bahwa banyak seniman telah menemukan pijakan mereka di sana berkat Franz.
"Pintunya terbuka," terdengar teriakan gembira Noah.
Sambil mengerutkan kening, Sandrine membiarkan tirai jatuh kembali ke jendela dan diam-diam menaiki tangga ke lantai dua. Noah berdiri menunggunya d
2 hari yang lalu


Bastian Chapter 116
Meja makan telah disiapkan di tengah malam yang tampak seperti pesta teh kasual—namun, hanya untuk satu orang. Odette menyaksikan adegan absurd itu sambil bersandar pada pilar. Ketika pelayan memindahkan meja di depan perapian, pelayan wanita membentangkan taplak meja dan menata makanan yang dibawa dengan troli saji.
"Kerja bagus," kata Bastian saat Dora selesai mengatur peralatan makan dan menjauh dari meja.
Setelah mencuci tangan, Bastian dengan santai mengambil tempat dudu
4 hari yang lalu


Bastian Chapter 115
"Kau yakin?" tanya Theodora, diselingi tawa singkat.
Kabar itu disampaikan oleh Molly, melalui bibinya, mengenai kebiasaan Bastian saat ini. Sejak kepulangan Bastian, Theodora mengira pria itu akan menceraikan Odette, tetapi kenyataannya tampak sangat berbeda. Rumor mengatakan Bastian menghabiskan setiap menit waktunya luang bersama istrinya, dan karena mereka telah menikah cukup lama, mereka mencoba memiliki anak dan memulai sebuah keluarga.
"Perkataan Molly tampaknya lebih
4 hari yang lalu


Bastian Chapter 114
Not terakhir meluncur keluar di solarium, dan Odette menghela napas lega saat mengangkat jarinya dari tuts piano. Meskipun tidak terbiasa seperti dulu, tangannya tidak sekaku yang dikira, tetapi Odette tidak yakin apakah kemampuannya cukup untuk mengambil pekerjaan sebagai guru piano.
Berdiri di depan piano, Odette mulai memeriksa kembali barang-barangnya. Bahkan jika berhasil melarikan diri, akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan, terutama jika ia melakukan kesalahan dan ket
4 hari yang lalu


Bastian Chapter 113
Kereta kuda melaju kencang melintasi pusat kota Ratz. Odette menatap pemandangan, hampir tidak mampu memahami detail Boulevard Préve yang melintas di jendela. Pemandangan itu membuat matanya terasa aneh. Odette menoleh untuk melihat Countess Trier di kursi seberangnya.
"Terima kasih, Countess," kata Odette.
Sang Countess melambaikan tangan. "Bukan apa-apa, Sayang. Kau tidak perlu menunjukkan rasa terima kasih."
Dalam perjalanan kembali dari mengunjungi kerabat di Ardenne
15 Okt


Bastian Chapter 112
"Sedang menikmati sensasi penderitaan?" kata Bastian, dengan rokok masih terjepit di bibirnya.
Odette menatapnya dengan mata merah. Mereka telah bergaul seperti binatang yang kawin hampir setiap malam, tetapi ini pertama kalinya mereka benar-benar saling menatap. Setiap malam Odette harus mendengarkan hinaan dan ejekan Bastian, membuatnya merasa menyedihkan dan kecil.
"Jika kau ingin membeku sampai mati, aku sarankan kau berusaha sedikit lebih keras.
15 Okt


Bastian Chapter 111
Odette menatap meja dengan hati yang berat. Di sana, terdapat tumpukan kecil uang kertas, koin, dan barang berharga lainnya. Tumpukan hartanya terlihat menyedihkan, dan ia melihat sekeliling ruangan, putus asa mencari apa pun yang bisa dianggap bernilai.
Odette telah memberikan sebagian besar tabungan dari dua tahun terakhir kepada Tira, dalam upaya untuk mengeluarkan adik perempuannya dari kota dan membawanya ke tempat aman. Sehingga tidak menyisakan banyak untuk rencana pel
7 Okt


Bastian Chapter 110
Pada saat Odette memulihkan akal sehatnya, malam sudah menjelang. Langit dan laut di luar jendela diwarnai cahaya matahari yang memudar. Sebentar lagi, pelayannya akan masuk untuk menanyakan tentang pengaturan makan malam.
Ia tahu ia harus membersihkan diri, tetapi ia tidak punya energi untuk itu. Yang terbaik yang bisa ia lakukan adalah meringkuk di tempat tidur. Saat ia melakukannya, ia merasakan keringat dingin yang telah mengering. Ia melirik pakaiannya yang acak-a
5 Okt


Bastian Chapter 109
Warning: Chapter ini mengandung adengan kekerasan dan pemaksaan. Adik-adik dilarang mendekat !!!
Odette telah melakukan yang terbaik untuk melawan, tetapi pada akhirnya, ia tidak bisa mengatasi kekuatan Bastian. Pria itu merobek gaunnya dari tubuhnya, tidak memberinya kesempatan untuk melawan.
27 Sep


Bastian Chapter 108
Odette tidak ingat bagaimana ia berhasil kembali ke lorong menuju kamar tidur utama. Sensasi kakinya bergerak sendiri membuatnya sedikit bingung. Ia berjalan dengan tangan terkunci di depan, seperti sedang berdoa. Dan saat kesadarannya yang tumpul muncul kembali, di sinilah ia berada.
Bastian pulang jauh lebih cepat dari yang ia duga, hanya untuk berangkat lagi beberapa menit kemudian. Ia menuju istana, tempat ia akan merundingkan pembubaran akhir pernikahan mereka.
Odette
26 Sep


Bastian Chapter 107
"Saya benar-benar minta maaf," Nick Becker terus mengulangi. Odette menenangkannya dengan senyum lembut saat ia meletakkan cangkir tehnya.
"Tidak apa-apa, Tuan Becker, jangan khawatir."
"Saya akan membujuk Tira."
"Semakin kau mencoba, semakin dia akan menolak. Dia anak yang sangat keras kepala." Odette tidak bisa menahan perasaan sedih yang tidak bisa dihapus saat melihat kursi kosong di sebelah Nick.
Pada akhirnya, semuanya berjalan sesuai keinginannya. Keduanya memutusk
25 Sep


Bastian Chapter 106
"Sebaiknya kau jaga martabatmu, Lady Laviere," kata Bastian, menjauhkan Sandrine sejauh satu kaki darinya. Suaranya sedingin es dan napasnya memburu.
Ia merapikan jubahnya, berusaha menyembunyikan gairah yang terus ingin mengintip dari lipatan jubahnya. Sandrine mencoba mendekatinya sekali lagi, tetapi Bastian dengan tegas menjaga jarak. Tatapannya sangat teguh.
"Bastian?" kata Sandrine, menolak untuk menerima penolakan darinya. Tonjolan itu adalah bukti nyata bahwa Bastian
21 Sep


Bastian Chapter 105
"Kurasa sudah waktunya aku pergi," kata Odette dengan tenang di seberang meja kartu.
Bastian melihat melalui kepulan asap cerutu, sementara Sandrine sibuk mengocok kartu untuk permainan berikutnya, juga mendongak dari apa yang ia lakukan. Odette memberikan mereka senyum hangat, seperti nyonya rumah yang ramah.
"Sepertinya aku minum terlalu banyak. Aku minta maaf karena tidak bisa melayanimu, Lady Laviere."
"Tenang saja, aku baik-baik saja. Pikirkan kesehatanmu, kau tidak perl
20 Sep


Bastian Chapter 104
Odette memiliki selera yang sempurna, terlihat dari sentuhan aksen berwarna krem di ruang tamu. Penataan perabotan klasik, yang mungkin terlihat norak di tempat lain, justru meninggalkan kesan hangat pada Sandrine.
"Nyonya telah kembali," kata seorang pelayan, mengumumkan kedatangan nyonya rumah.
"Terima kasih," jawab Sandrine.
Ia duduk di sofa yang cerah, membuat dirinya nyaman. Sandrine mengamati meja resepsi yang dipenuhi minuman untuk para tamu. Ia tidak bisa tidak memper
19 Sep


Bastian Chapter 103
“Apa aku harus melakukannya?” kata Tira ragu-ragu.
Odette yang tadinya menatap keluar jendela, kini berbalik menghadap Tira dan tunangannya. Keduanya membalas tatapan Odette dengan gugup.
“Ya, itu syarat yang akan memungkinkanmu untuk menikah.”
“Kita tidak bisa begitu saja pergi ke luar negeri. Nick juga merasakan hal yang sama.” Tira melirik Nick, mencari dukungan dan kepastian.
Odette menyesap tehnya, lalu dengan tenang berkata, “Apa Tuan Becker tidak bisa bicara sendiri?”
19 Sep


Bastian Chapter 102
"Terima kasih sudah menepati janjimu," kata Odette, mengungkapkan perasaan sejatinya di akhir makan malam.
Bastian meletakkan peralatan makannya dan mendongak, menatap Odette yang telah membuang segala kepura-puraan dan senyum palsunya. Sikapnya menunjukkan perubahan radikal, jauh berbeda dari istri yang patuh seperti sebelumnya.
"Berkat kemurahan hatimu, Tira berhasil lulus dengan baik," kata Odette, berusaha tetap tenang.
Kemurahan hati.
Senyum kosong tersungging di bibir B
18 Sep


Bastian Chapter 101
Cahaya lembut matahari pagi yang masuk melalui jendela menerangi tempat tidur. Terangnya cahaya itu memaksa Odette untuk bangun dari tidurnya. Ia butuh beberapa saat untuk mengingat di mana ia berada.
Sudah tiga hari, tidak, empat hari, sejak pemakaman ayahnya dan, yang lebih tragis, kepulangan Bastian.
Ia bangkit dari tempat tidur dengan desahan lelah. Ia duduk di tepi ranjang. Beban untuk menghadapi hari sudah terasa berat di pundaknya, dan ia menunda-nunda dengan menghit
16 Sep


Bastian Chapter 100
Menurut pemberitahuan di pintu kapel, pemakaman akan dimulai pada siang hari. Dengan santai, Bastian mengeluarkan sebungkus rokok dari sakunya dan melihat jam tangannya. Lima belas menit lagi sampai waktu yang dijadwalkan.
Burung gagak turun dari langit yang tinggi, sayap mereka meluncur ke bawah untuk merangkul pemakaman yang sepi. Bastian melihat ke atas ke katedral. Meskipun penampilannya hancur, tempat itu masih memiliki pesona elegan tertentu. Masa lalunya yang megah, di
10 Sep


Bastian Chapter 99
"Hanya begini saja? Pemakaman di pedesaan?"
Setelah mengucapkan belasungkawa, Marchioness Demel berbalik dan menghela napas dalam-dalam. Suaminya, Laksamana Demel, melihat sekeliling kapel kecil itu dengan perasaan campur aduk. Sulit dipercaya bahwa hanya ini yang tersisa untuk pria hebat sepertinya, suami dari wanita angkuh dan keturunan dari keluarga terhormat. Seseorang yang telah mencapai puncak aristokrasi kekaisaran.
"Betapa tidak baiknya Yang Mulia, terlepas dari keben
10 Sep
bottom of page