top of page


A Barbaric Proposal Chapter 44
Black memang pernah menyebutkan hal serupa. Ia tahu dirinya bertunangan, tapi mungkin baru sekedar inisiatif ayahnya.
[Liene] "Kalau begitu, tidak akan tercatat di arsip kerajaan, kan?"
[Ny. Flambard] "Saya tidak yakin."
[Liene] "Aku akan mencarinya, untuk berjaga-jaga."
Liene berbalik terburu-buru. Arsip kerajaan tersimpan di Kantor Raja.
Kumohon, semoga ada sesuatu yang tersisa di sana.
[Ny. Flambard] "Anda mau ke mana, Putri? Mengapa tiba-tiba Anda berbicara tentang
2 Jun


A Barbaric Proposal Chapter 43
Ia ingin menciumnya.
Namun, entah mengapa, rasa malu menyelimuti dirinya.
Dulu, ia pernah berinisiatif menciumnya, jadi seharusnya tidak sesulit sekarang. Mungkin kala itu ia bisa melakukannya karena belum memahami apa pun.
Sekarang, setelah tahu bagaimana rasanya mencium pria ini... rasanya sulit sekali melakukannya.
[Black] "Aku tak terlalu mahir dalam hal semacam ini," ucap Black sambil menatap jari-jari Liene yang menyentuh lembut lehernya.
[Liene] "Hal semacam apa y
2 Jun


A Barbaric Proposal Chapter 42
[Lyndon] "Ugh…"
Apa pun yang ia lakukan, rasa sakitnya tak kunjung reda. Dengan kedua pergelangan tangannya patah, ia bahkan tidak bisa bangkit dari posisi tengkurap hingga ia hanya terbaring kaku bagai papan.
[Laffit] "Apa sakit sekali?" tanya Laffit, masih berjuang mencari cara untuk mendekat. "Kita harus mencari dokter untukmu entah bagaimana caranya…"
[Lyndon] "Jangan bicara omong kosong! Para barbar itu tak akan pernah melakukannya!" Lyndon Kleinfelter mengaum, melamp
29 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 41
[Fermos] "Berkat Putri, segalanya akan jauh lebih mudah sekarang. Membayangkan harus melihat para pendeta menanggalkan pakaian... Ugh, nafsu makan saya bisa hilang.”
Kini dengan petunjuk yang ada, mereka harus bergerak secepatnya.
Liene sudah memulai persiapan untuk mengumpulkan para dewan, sementara Black seharusnya pergi ke Kuil bersama Fermos. Tanpa membuang waktu, rombongan mereka bersiap menuju Kuil.
[Fermos] "Ah, ini kudanya.”
Beberapa prajurit bayaran muncul
28 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 40
Saat berbicara, Fermos mengangguk setuju.
[Fermos] "Sebenarnya ada hal yang ingin saya sampaikan..."
[Liene] "Sebelum kau meneruskan, aku harus bertanya... Ada apa dengan wajahmu?"
Liene menghampiri Fermos dengan ekspresi bingung, menanti jawabannya.
Sebelah wajah Fermos sepenuhnya biru lebam. Liene ingat, wajah Fermos tampak bersih saat terakhir ia melihatnya, kala menyeret Lyndon Kleinfelter keluar dari kantor raja.
[Liene] "Kau baik-baik saja? Siapa yang melakukan in
28 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 39
Begitulah adanya. Meski tak banyak cerita yang berhasil ia dengar dari Fermos, Black tetap mampu membayangkan dengan jelas apa yang sesungguhnya terjadi di Kantor Raja. Mengatakan bahwa kejadiannya 'sulit' bagi Liene akan menjadi pernyataan yang tak adil dan kejam.
Liene baru berusia sembilan belas tahun ketika ia mewarisi takhta, nyaris belum dewasa. Seorang putri muda berusia sembilan belas tahun tak ubahnya mangsa empuk bagi siapa pun yang ingin mengambil keuntungan
27 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 38
Pagi itu, seandainya saja bukan karena ulah Lyndon Kleinfelter, mungkin akan berlalu dengan indah. Hidangan di hadapannya sungguh memikat, dan alangkah lebih sempurna jika seseorang yang istimewa dapat melihatnya dalam balutan gaun favoritnya. Mungkin, pria itu akan kembali berujar bahwa ia tampak jelita. Ah… alangkah indahnya jika semua itu terjadi.
Liene mengiris daging panggang dengan hati-hati, lalu menyuapkan sepotong kecil ke dalam mulutnya. Ia mengunyah, namun tak sed
27 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 37
Ancaman Lyndon semakin berbahaya.
[Lyndon] "Kembalikan Laffit. Dialah satu-satunya alasan aku belum mematahkan lehermu. Gunakan tubuhmu untuk meyakinkan si barbar.”
[Liene] "Jangan membohongi diri sendiri. Sudah terlambat bagi keluarga Kleinfelter untuk melakukan apa pun sekarang. Sebaiknya kau menyerah dan terima saja siapa pemilik kedaulatan Nauk.”
[Lyndon] "Kau sepertinya memiliki kepercayaan yang aneh pada monster-monster itu, tapi kau harusnya menggunakan kepala kecil
26 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 36
Setelah selesai membersihkan diri, selanjutnya mengenakan pakaian.
Liene mengenakan gaun berwarna lilac, busana yang sudah lama tak terjamah. Di seluruh kain tipis, terdapat sulaman kecil yang detail—begitu halus hingga ia tak bisa menahan diri untuk tidak bertanya-tanya apa sulaman itu bisa sobek.
Praktis adalah kunci, sehingga sebagian besar pakaian yang tidak memiliki fungsi nyata segera dijual, namun gaun ini tetap tersimpan.
Satu-satunya alasan Liene menyimpan gaun in
26 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 35
Bibir mereka kembali menyatu.
Kali ini, ciuman mereka lebih terburu-buru dan tak sabar, begitu intens dan kuat tapi tidak kasar.
Saat Liene merasakan Black menusuk bibirnya dalam-dalam, semua akal sehatnya lenyap, digantikan oleh sensasi basah yang memabukkan.
Ciuman yang dahsyat meninggalkan kekacauan membara di benaknya. Seolah semua pikiran telah terhapus sepenuhnya, menyisakan hanya indra yang telanjang.
Perasaan tangannya yang merayapi punggungnya, tubuhnya yang dit
25 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 34
Tubuh Liene bergetar, lalu Black mengajukan pertanyaan.
[Black] "Kau takut?"
[Liene] "... "
Liene tak bisa menjawab, baik ya maupun tidak.
[Black] "Tahanlah."
Kemudian bibir Black menyentuhnya.
Liene tersentak, menarik napas pendek dan tiba-tiba. Perasaan saat seseorang yang tak terlihat mengecup tengkuknya sungguh aneh tak terkira. Apa karena lehernya belum pernah tersentuh ciuman siapa pun sebelumnya?
Rasanya Black sedang membuka bagian dirinya yang tersembunyi
25 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 33
Liene menanti dalam diam, menunggu setiap kata yang akan terucap dari bibir pria itu.
[Black] "Entah kau terlalu licik demi keuntunganmu sendiri, ataukah kau memang polos hingga rasanya menggelikan.”
[Liene] "...Tak satu pun dari ucapanmu yang terdengar seperti pujian.”
[Black] "Apa karena kau tahu aku takkan mampu menolak setiap keinginanmu, Putri?"
[Liene] "A-Apa... itu yang kau pikirkan?"
[Black] "Kau memahami apa yang terjadi hari ini."
[Liene] "... "
25 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 32
Saat itu, benak Liene mendadak kosong, untung tangannya dengan sigap bergerak sendiri. Ia segera meraih handuk yang terhampar di dekatnya dan menyelimuti tubuhnya yang tanpa busana. [Liene] "A-apa yang k-kau lakukan…..?" Namun, tak seperti tangannya yang cekatan, bibirnya kelu, tak mampu berucap sempurna. [Liene] "A-aku, aku kira…. sudah aku kunci….." Di saat itulah Black mengalihkan pandangannya, lalu berucap perlahan. [Black] "...Jadi karena itu rupanya." [Liene] "…?"
22 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 31
Suara Liene dipenuhi kebingungan dan rasa malu.
[Liene] "Apa…..Tidak, bukan begitu!"
[Black] "Bukan begitu?"
[Liene] "…."
Black tak ragu membalas, bibirnya terbuka mudah untuk bicara.
Pikiran mereka kini berada pada hal yang sama sekali berbeda. Yang Liene inginkan hanyalah mencegah Nauk hancur karena perang, namun Black benar-benar percaya ia membuat semua kebohongan mengerikan ini hanya untuk menyelamatkan nyawa mantan kekasihnya.
22 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 30
[Black] "Awas!"
Black mendorong Liene menjauh, menempatkan dirinya sebagai tameng untuk menahan sebagian besar hantaman berat. Liene pun berhasil menghindar ke samping.
[Liene] "Lord Tiwakan!"
Dalam sekejap, jalanan diliputi kekacauan. Tong-tong kayu berputar, meninggalkan kabut debu di belakangnya. Orang-orang berteriak, berupaya keras menghindari tong-tong yang sanggup menghancurkan mereka jika terjebak.
[Liene] "Lord Tiwa...…..hmph!"
22 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 29
[Prajurit] "Tuan Putri telah pergi meninggalkan kastil."
[Black] "Apa?"
[Fermos] "Ke mana ia pergi?"
Black dan Fermos serentak mengangkat kepala mereka, keduanya sedang tenggelam dalam tumpukan pekerjaan dan jadwal yang padat. Bukan hanya satu hal yang perlu diselesaikan.
Pertama dan utama, mereka harus menentukan bagaimana menata ulang keuangan keluarga kerajaan, sekaligus menghitung besarnya utang saat ini. Awalnya tampak tak seberapa
22 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 28
[Pelayan] "Saya tidak bisa…..menghindarinya."
Suara lemah berasal dari dekat kaki Lyndon.
Sejak muda, hidupnya telah dimiliki oleh Kleinfelter. Dengan nyawa yang seharusnya hilang, ia mengurus semua pekerjaan kotor yang keluarga itu perintahkan. Ia bahkan pernah membunuh Kardinal sebelumnya. Dulu, semua orang mengira Kardinal hanya tersandung tangga dan lehernya patah.
Lyndon berharap pekerjaan ini dapat diselesaikan dengan bersih pula.
[Klimah] "….Tidak ada cukup waktu….
22 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 27
Ding, dong!
Dua belas dentang lonceng mengisyaratkan dimulainya pemakaman. Namun, tak ada tanda-tanda upacara akan dimulai.
[Liene] "Tidak masuk akal."
Kardinal, yang seharusnya memimpin upacara, menghilang. Hanya ada para pendeta yang menemaninya, dan mereka mengaku tak tahu apa-apa mengenai keberadaan Kardinal.
[Liene] "Siapa yang terakhir kali melihat Kardinal Milode?"
Merasa cemas, Liene mengumpulkan para pendeta dan rohaniwan dari Kuil. Mereka semua saling pandang d
22 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 26
Laffit menatap pamannya dengan ekspresi tidak senang.
[Laffit] "Sejak…. Sejak kapan keluarga kita menjadi seperti ini?"
Lyndon mendecakkan lidah pada keponakannya, yang memasang wajah bingung dan terperangah.
[Lyndon] "Apa kau benar-benar sebegitu naifnya selama ini?"
[Laffit] "Bahkan tanpa melakukan hal seperti itu, Kleinfelter akan tetap menjadi keluarga paling berkuasa di Nauk."
[Lyndon] "Itu karena kita melakukan hal-hal seperti ini makanya kau bisa hidup dengan nyam
21 Mei


A Barbaric Proposal Chapter 25
Liene] "Apa?"
Ia ingin aku menunda pernikahan? Apa ia tahu apa yang dikatakannya? Bagaimana ia berpikir aku akan bisa menundanya?
[Kardinal] "Pernikahan tak diizinkan sampai Putri Nauk membebaskan diri dari dosa-dosanya. Jika Anda mengabaikan kehendak Tuhan, tak diragukan lagi tragedi besar akan terjadi."
[Liene] "Apa kau tahu apa yang kau minta dariku?"
Liene mengepalkan tangan dan menahan diri. Tindakannya tak luput dari perhatian Kardinal, tetapi ia tetap mendesak.
21 Mei
bottom of page