top of page


Bastian Chapter 18
~ Medan Perburuan ~ Odette menatap pria itu dengan kening berkerut, duduk di tribun, saat ia melihat nomor kapten – 3 – yang dikenakan oleh Bastian Klauswitz. Tak butuh waktu lama bagi Odette untuk memahami mengapa pria biasa ini bisa memiliki posisi terhormat di tim yang didominasi keturunan keluarga terkemuka. Saat pertandingan berlangsung, pemain yang dengan cekatan menguasai bola mulai berlari menuju gawang tim lawan, dengan Kapten Klauswitz – nomor 3 – memimpin serangan.
31 Jul


Bastian Chapter 17
~ Kekasih Palsu ~ Odette von Dyssen terpukau begitu melewati lengkungan megah menuju stadion. Di tengah struktur berbentuk tapal kuda itu, terhampar taman asri yang damai. Menjelajahi area ini sangat menyenangkan karena pintu masuk dan keluar terhubung oleh jalur yang indah. Namun, langkah tergesa-gesa Odette untuk menyelesaikan tugasnya terhenti saat ia mengamati bangunan klub polo yang ternyata jauh lebih rumit dari dugaannya. Meski begitu, ia bertekad menyelesaikan semua u
30 Jul


Bastian Chapter 16
~ Berani dan Ceroboh ~ Odette von Dyssen menghadiri pertemuan pada waktu yang sesuai bagi para tamu biasa, berbaur mulus dengan keramaian. Namun, ketenarannya menjadi penghalang bagi kedatangan yang tenang ini, menarik perhatian dari segala penjuru. Ella von Klein, tak sabar menanti kedatangan Odette, bergegas menghampirinya dan menyapanya dengan hangat, "Halo, apa Anda ingat saya? Kita bertemu di pesta dansa malam itu." Dengan senyum hangat, Odette menjawab, "Ah ya. Anda put
28 Jul


Bastian Chapter 15
~ Hadirnya Ketenangan dalam Keindahan ~ Aula megah Museum Sejarah Seni ramai dengan kerumunan penonton, menyerupai kawanan lebah yang menemukan bunga-bunga mereka, tak sabar mendengar berita yang dibisikkan dari telinga ke telinga. Bintang pertunjukan, bagaimanapun, adalah pasangan yang tak terduga — cucu seorang pedagang barang antik dan anak dari seorang putri yang terlupakan, dua jiwa yang dipersatukan oleh takdir, namun dianggap tidak serasi oleh kaisar. Mereka melangkah
26 Jul


Bastian Chapter 14
~ Salju Musim Semi ~ Di tengah keramaian makan siang hari Sabtu, sebuah meja istimewa menarik perhatian semua orang. Sebagai tempat favorit bagi orang kaya dan terkenal, tujuan makan siang itu terasa jelas. Namun Bastian tak gentar, menjadi pemain sukarela dalam permainan mak comblang. Dengan anggun, ia menyambut kesempatan untuk bertemu kembali dengan Odette dalam waktu dekat, karena ia tak melihat alasan untuk menolak. Insiden yang disebabkan oleh sang putri rupanya telah
25 Jul


Bastian Chapter 13
~ Apakah Ia Telah Menemukan Cinta? ~ Pemilik toko kelontong tua itu bangkit dari balik konter, suaranya menggema penuh otoritas. Bau tak sedap menyeruak dari bibirnya saat ia berbicara, menyesakkan udara di sekelilingnya. "Bawakan uangnya, jangan banyak omong kosong!" Duke Dyssen tersentak mundur, ekspresinya berkerut jijik. Di lingkungan kumuh dan miskin ini, terpaksa berpura-pura ramah dengan pedagang yang baru datang adalah beban tak tertahankan, namun ia tak punya piliha
25 Jul


Bastian Chapter 12
~ Darah Biru ~ "Mungkin aku sudah hidup terlalu lama." Saat Countess Trier mengamati kekacauan yang terjadi di hadapannya, ia merasakan keputusasaan melanda. Pemandangan Putri Isabelle menyerang Bastian Klauswitz dengan begitu histeris sungguh mengerikan. Seolah ia telah menyaksikan adegan langsung dari mimpi buruk. Meskipun telah berusaha sekuat tenaga, Countess merasa sulit untuk tetap membuka mata, karena peristiwa di hadapannya terasa terlalu berat untuk ditanggung. Denga
24 Jul


Bastian Chapter 11
~Situasi Kacau~ Musik waltz, dipimpin oleh langkah anggun dan percaya diri Bastian Klauswitz, mengalir bagai melodi di malam musim semi. Gerakannya mudah dan tepat, setiap langkah diambil dengan presisi dan ketenangan maksimal. Odette menatap takjub pada keahliannya, hampir mengira ia akan tersandung atau goyah, namun, ia justru meluncur mulus melintasi lantai dansa. Sikapnya tenang dan teguh seperti biasa, bahkan angkuh dalam kepercayaan dirinya, seolah menari adalah hal pal
24 Jul


Bastian Chapter 10
~Dalih untuk Bertahan~ "Harus saya akui, kau cukup cerdik. Menggunakan penampilan menawan untuk memikat orang lain." Countess Trier mengerutkan kening saat ia dengan mengejek berbicara pada Odette. Odette berdiri kaku, wajahnya tanpa ekspresi bagai patung. Satin biru gaunnya dan kilau dingin perhiasan berliannya menonjol kuat di antara kulit wajahnya yang pucat. Penampilannya yang seperti mayat memberi kesan ia lebih pantas berada di pemakaman daripada di pernikahan, namun ke
20 Mei


Bastian Chapter 9
~Hewan Buas Pemangsa~ Jeff Klauswitz perlahan membuka mata, memandang ke luar jendela saat kereta yang melaju kencang memasuki jalan utama Ratz. Jalanan menuju istana kekaisaran dipenuhi iring-iringan kereta mewah berhiaskan lambang keluarga bangsawan paling terkemuka di kekaisaran. Kerumunan orang berdesakan ingin menyaksikan pertunjukan menakjubkan, memenuhi area pusat kota yang perlahan ditelan kegelapan senja. Pandangannya tertuju pada lambang kereta yang melaju di sampin
20 Mei


Bastian Chapter 8
~Bukan Hadiah yang Buruk~ Lanskap kota berubah drastis di balik jembatan. Jalanan terlihat tak teratur dan kotor, dengan bangunan-bangunan usang berjejer di sepanjangnya. Di antara batu-batu trotoar yang miring, tumbuh ilalang liar. Sampah dibuang sembarangan, dan poster-poster kantor tenaga kerja yang mencari pembantu serta pekerja harian bertebaran, terbawa angin sungai. Odette berhenti sejenak untuk mengatur napas; beban tas belanja membuat lengannya terasa sakit. Bahkan p
20 Mei


Bastian Chapter 7
~Bagaikan Sinar yang Menghujam~ Bastian terkejut oleh pemandangan di hadapannya, walau hanya sesaat. Ia bertanya-tanya apakah semua hanyalah tipuan mentari musim semi yang cerlang, atau murni halusinasi. Namun, seiring detik berlalu dan cahaya tak berubah, ia menyadari apa yang disaksikannya nyata. Pandangannya perlahan turun, meneliti rupa wanita tak dikenal yang duduk di hadapannya. Gadis kemenangan pertaruhannya malam itu. Gadis yang dijual untuk melunasi utang judi sang a
20 Mei


Bastian Chapter 6
~Rabu, Ketika Bunga Bersemi~ Odette menghela napas sepelan mungkin, meletakkan surat di meja kerjanya dengan kehati-hatian. Tak banyak kata tertulis di sana, namun kesederhanaan balasan justru menghunjam hatinya. 'Saya setuju dengan Nona Odette. Saya akan memesan tempat di lounge Hotel Reinfeld di Preve Boulevard pada Rabu mendatang pukul 2 siang.' Permohonan sopan Odette untuk pertemuan pribadi dibalas dengan catatan singkat dari pria itu, yang bahkan tak mencantumkan nama
20 Mei


Bastian Chapter 5
~Bincang Pernikahan~ "Kau benar-benar mirip ayahmu," setelah tatapan anehnya tak lagi menghantui Odette, wanita tua itu akhirnya berbicara. Matanya berkedip dengan pengakuan. Odette merasa sedikit malu mendengar perkataan lugas wanita tua itu, namu wajahnya tetap datar menyembunyikan emosi. Reaksi semacam ini bukanlah hal baru baginya, karena sebagian besar anggota keluarga kekaisaran yang melihatnya akan bereaksi dengan cara yang sama. Mereka tak menyetujui Odette, dan wajah
20 Mei


Bastian Chapter 4
~Rembulan Pucat~ "Sudah lama, Bastian." Sebuah suara nyaring seorang wanita menyambut Bastian dengan hangat saat ia melangkah masuk melalui aula megah yang dipenuhi para tamu dari kalangan terhormat. Setelah menyelesaikan perbincangan dengan beberapa pemodal berpengaruh di tengah keramaian pesta, Bastian perlahan membalikkan badan, menghadapkan wajahnya pada sang wanita. Sang wanita mendekat, dengan senyum licik terukir di bibirnya saat ia melancarkan pertanyaan tajam, "Baga
20 Mei


Bastian Chapter 3
~Demi Martabat~ Angin lembut membelai wajah Bastian saat ia melesat menyusuri jalanan berkelok, meninggalkan hiruk pikuk kota jauh di belakangnya. Di hadapannya, selat membentang bagai pita perak, berkilauan diterpa mentari sore. Cahaya keemasan memandikan segalanya dalam kehangatan, mengubah dunia menjadi negeri ajaib yang gemerlap, keindahan yang begitu memikat untuk dipeluk. Ia mengemudikan mobil convertible berwarna krem tanpa atap, membiarkan dirinya lebur dalam pesona
20 Mei


Bastian Chapter 2
~Kumenangkan Dirimu~ Trem itu menderu, decitan remnya beradu dengan rel saat tiba di gerbang distrik hiburan. Odette melangkah turun dari gerbong, ditemani oleh penjaga keamanan kasino yang berwajah tegang. Saat ia turun, serombongan pelancong yang lelah menggantikan tempatnya, mengisi kursi-kursi yang baru saja ia tinggalkan. "Silakan masuk," kata penjaga itu kasar, memecah keheningan. Odette menarik napas dalam-dalam, pikirannya terfokus pada tugas di hadapannya. Saat ia m
20 Mei


Bastian Chapter 1
~Kemalangan Tak Terduga~ Kereta kuda itu meliuk keluar dari labirin gang-gang sempit, bak dedaunan segar di musim semi yang baru saja merekah. Tujuan akhirnya langsung terhampar di depan mata begitu tiba, tergambar jelas di hadapan mereka. Dengan anggun Bastian melangkah keluar, mengamati jalanan yang asing dan ganjil dengan mata kritis, menyerap segala pemandangan dan suara dari hiruk-pikuk di sekitarnya. Di kedua sisi jalan yang sempit, di mana satu gerobak pun akan kesuli
20 Mei


Bastian
Seorang cucu pedagang barang antik menikahi putri bangsawan miskin. Pernikahan mereka hanyalah kontrak dingin berdurasi dua tahun. Bastian Klauswitz, seorang perwira angkatan laut cemerlang dengan kekayaan melimpah ruah. Namun, di balik kesuksesannya, ia kerap diremehkan karena bukan keturunan bangsawan. Bastian membutuhkan batu loncatan untuk meraih kekuasaan dan menuntaskan dendam yang membara di hatinya.
19 Mei
bottom of page